Sabtu, 02 April 2011

Pentingnya Bergaul & Berorganisasi

Tulisan ini saya temukan di dalam komputer saya,  berada di dalam folder masteran laporan praktikum yang saya dapatkan dari senior saya di kampus..


Pentingnya Bergaul ‘en Berorganisasi
Being University Study Is  A Chance, But Joining The Organization Is A Choice..
Tidak banyak lulusan SMA/SMK/MA yang dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, apalagi di salah satu universitas terbaik di Indonesia, Universitas Diponegoro, di salah satu jurusan terbaik pula, Teknik Industri. Fenomena mahalnya biaya pendidikan menuntut mahasiswa menyelesaikan studinya tepat waktu. Sehingga, segala daya upaya energi jiwa raga lahir batin dikerahkan untuk meraih gelar sarjana sesegera mungkin, secepat mungkin. Tugas-tugas yang bejibun juga ikut mempengaruhi perilaku mahasiswa menjadi study oriented. Hari-harinya hanya diisi dengan tugas, tugas, dan tugas saja. Sangat membosankan.
Lalu, apakah berkutat dengan tugas, belajar, buku-buku diktat, kamus 1 milyar kata-kata, yang bertujuan untuk memperoleh IP (Indeks Prestasi) yang “wah”, kita bisa hidup nyaman sejahtera dan terjamin setelah wisuda? Of course NOT!  Dunia kerja nantinya tidak melulu dijejali dengan berbagai teori-teori buku pada saat bangku kuliah saja. Dunia kerja juga menuntut nilai lebih yang harus dimiliki oleh para mahasiswa semenjak sekarang, yakni soft skill. Soft skill menyangkut kemampuan berkomunikasi, team work, memimpin, dan dipimpin. Mahasiswa dengan jargon terkenalnya “the agent of change” atau pelaku perubahan. Logika dari gelar ini, menuntut mahasiswa berperan menjadi subyek yang bisa memainkan peran aktifnya untuk mengawali perubahan. So, mahasiswa dituntut untuk menjadi superhuman di lingkungannya, sehingga transfer ilmu dan pengalamannya bisa dirasakan dan bermanfaat bagi masyarakat. Dan kemampuan berupa soft skill tersebut tidak diajarkan pada bangku kuliah, namun bisa didapatkan dengan banyaknya kita mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan.
                Mungkin pada awalnya kita akan merasa takut untuk memulai berorganisasi, karena stigma bahwa dengan berorganisasi, waktu belajar kita akan terganggu dan berkurang, apalagi dengan kondisi di Teknik Industri sendiri yang penuh dengan tugas, tugas, dan tugas, serta praktikum, praktikum, dan praktikum. Disinilah sebenarnya tugas kita untuk bisa membagi waktu dengan baik atau dikenal dengan manajemen waktu. Jadi pada intinya, tidak perlu takut waktu belajar akan terganggu jika kita bisa mengatur waktu dengan baik. Bahkan dengan berorganisasi, banyak sekali keuntungan yang akan kita dapatkan, selain soft skill tadi.
Bergaul
                Apa itu bergaul? Bergaul sekarang diartikan sebagai bermain dan hang out bersama di mall, mengikuti trend yang sedang in saat ini, ataupun definisi lain yang sejenis dengan itu. Namun yang dimaksud bukan itu. Konteks bergaul yang dimaksud adalah berinteraksi dan berteman dengan semua orang, tidak hanya dengan teman satu angkatan saja, tetapi juga dengan senior, dosen, dan karyawan di kampus, serta teman-teman dari jurusan lain, dan lain-lain.
                Jangan menunggu orang lain mengenalkan diri pada kita, tetapi mulailah dengan menyapa dan berkenalan dengan mereka terlebih dahulu. Istilahnya, proaktif. Selama kurang lebih 4 tahun kita kuliah, kita akan sangat membutuhkan teman-teman seangkatan, dosen dan karyawan di kampus, dan tentunya senior. Banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh apabila kita banyak bergaul dengan banyak orang di lingkungan di kampus :
1.       Kita mudah dalam mengerjakan tugas kelompok
Ketika kuliah, biasanya dosen banyak memberikan tugas kuliah yang sifatnya harus dikerjakan secara berkelompok. Kalau kita sudah punya banyak teman, kita tentu saja tidak perlu susah payah mencari partner untuk membentuk kelompok. Kita tinggal meminta teman yang dirasa cocok bagi kita untuk dijadikan partner kerja kelompok.
2.       Belajar bersama
Materi kuliah tidak semudah materi SMA. Jika merasa materi SMA susah, tentu akan merasa lebih susah lagi ketika menerima materi kuliah. Sepintas materinya sama dan biasanya ada yang merupakan pengulangan materi SMA. Namun yang namanya susah, tetap saja susah. Apalagi ketika kita nantinya sudah semester tinggi. Disinilah peran teman diperlukan. Kita bisa meminta tolong teman untuk membantu kita memahami materi yang diajarkan dosen. Membaca buku diktat dan slide-slide pun belum cukup. Jadi, kita bisa mengajak teman-teman kita untuk belajar bersama, misalnya menjelang UTS maupun UAS. Nah di Teknik Industri ada SBY lho…tapi SBY disini maksudnya adalah SInau Bareng Yuk, yang biasanya diadakan 1-2 minggu sebelum UTS maupun UAS.
3.       Teman main dan hang out bersama
Mahasiswa katanya mandiri. Masa’?? Antara iya dan tidak. Banyak dari kita yang tinggal di rumah kos karena rumah kita yang diluar Semarang. Akibatnya, semua kita kerjakan sendiri. Makan sendiri, nyuci sendiri, semua serba sendiri. Tapi sama sekali tidak seru jika kita harus makan dan hang out hanya sendiri. Makan dan hang out dengan teman seangkatan, senior, atau teman sekos akan jauh lebih seru dan menyenangkan dari pada makan dan hang out hanya sendiri. Ya kan??
4.       Teman curhat di kala susah
Menyandang status sebagai mahasiswa itu berat. Nilai yang hancur, masalah dengan pacar, masalah keluarga di rumah, masalah dengan dosen, masih ditambah dengan uang saku yang menipis. Sangat runyam dan memusingkan. Ketika masa-masa sial dan ketidakberuntungan tersebut, kita bisa share dengan teman-teman yang kita percaya, untuk membantu memecahkan masalah kita. Dan pastinya, mereka akan mau mendengarkan dan akan berusaha membantu mencari solusi atas masalah yang sedang kita hadapi.
5.       Jadi lebih banyak tahu tentang kampus
“males banget rasanya berangkat ke kampus”. Mungkin itu kira-kira yang kita rasakan sebagai mahasiswa baru. Why?? Itu karena kita belum kenal dengan kampus kita. “tak kenal maka tak sayang”. Jika kita tidak mengenal kampus kita, tentu kita akan merasa malas untuk menyambanginya. Ruang kuliah, laboratorium-laboratorium, dosen-dosen, karyawan, bu kantin, dan orang-orang yang berlalu lalang di sekitar kita serasa asing bagi kita dan membuat kita tidak nyaman. Seakan mereka adalah makhluk jahat yang harus dihindari agar kita selamat. Apalagi ketika kita harus meminjam buku tapi kita tidak tahu dimana perpustakaannya. Jadi, mulailah bergaul untuk mengenal mereka, agar mereka tidak lagi asing bagi kita. Agar mereka bisa “menjelma” menjadi makhluk baik di pikiran kita. Sehingga akan lebih banyak orang yang bisa kita tanyai jika kita “tersesat”. Kita juga bisa mendapat cerita-cerita, terutama dari senior, mengenai kegiatan perkuliahan di Teknik Industri, apa saja yang terjadi di kampus, kegiatan tahunan yang diadakan, dan lain-lain. Sehingga dengan begitu wawasan kita akan bertambah dan kita bisa mempersiapkan diri untuk ke depannya.
6.       Mendapat berbagai informasi dengan cepat dan tepat
Sebagai manusia, pasti adakalanya kita sakit, ada urusan penting di luar kampus, atau mungkin urusan keluarga yang mewajibkan kita sejenak pulang kampung dan menjauh dari “peradaban” kampus.  Dengan alasan seperti itu, terkadang kita harus absen kuliah. Teman-lah yang bisa membantu memberikan info secara cepat dan tepat. Info tugas-tugas, catatan, slide-slide dosen, dan lain-lain (asal jangan TA, karena itu sangat tidak dianjurkan dan sangat tidak patut dilakukan!). kalau kita kuper dan tidak punya teman, ketika kita absen kuliah, tidak akan ada yang memberi info kepada kita tentang tugas-tugas jika kita bertanya. Bahkan sadar kita absen kuliah pun tidak. Tidak ingin seperti itu kan??
7.       Dapat bantuan materi dan masteran
Ini sangat penting bagi kelangsungan hidup kita di kampus. Fotokopi catatan teman dan meminta kopian slide dosen adalah hal yang sangat sering terjadi. Dan tentunya, kita harus kenal dengan teman yang akan dipinjam catatannya tersebut. Dan masteran dari senior juga sangat penting. Tugas dosen dari tahun ke tahun pasti berbeda, namun tidak pernah benar-benar berbeda. Kita bisa meminjam masteran/pekerjaan senior sebagai contoh kita dalam mengerjakan tugas kita sendiri. Kita hanya mencontoh saja dan bukan menjiplak, karena pasti ada perbedaan antara tugas kita dengan senior. Pastinya akan lebih cepat dan efisien dalam mengerjakan tugas dengan masteran daripada tanpa masteran.
8.       Dapat pinjaman buku
Buku-buku kuliah itu mahal karena tebal-tebal. Daripada kita membeli dan belum tentu terpakai secara full, lebih baik kita fotokopi atau meminjam. Selain meminjam dari perpustakaan, kita juga bisa meminjam dari senior. Mereka yang sudah tidak menggunakannya tentu akan meminjamkannya kepada juniornya daripada tidak terpakai dan membuat penuh kamar kos. Tentunya kita harus mengenal senior untuk mendapat “fasilitas” tersebut.
9.       Bermanfaat di masa depan
Bergaul akan mendatangkan banyak manfaat di masa depan. Teman yang banyak di masa sekarang bisa menjadi koneksi kita ketika dewasa nanti. Mereka mungkin nantinya bisa menjadi partner bisnis kita, pelanggan bisnis kita, dan lain-lain.
Itu cuma segelintir manfaat yang bisa kita peroleh dengan kita suka bergaul. Nah, tidak ada salahnya kita banyak bergaul, karena semakin banyak kita bergaul, akan banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh.
Berorganisasi
                Mungkin sudah banyak diantara kita yang dulu SMP atau SMA pernah berorganisasi. Atau mungkin ada yang belum pernah berorganisasi. Nah, di perguruan tinggi inilah kita bisa kembali berorganisasi ataupun mulai berorganisasi dengan konteks yang lebih rumit dan luas. Pada suatu organisasi di perguruan tinggi, kita akan lebih banyak berhadapan dengan orang-orang yang berkarakter lebih beragam, dan dengan latar belakang yang sangat berbeda-beda pula. Disinilah tantangan tersendiri bagi kita untuk membuat keputusan, bekerja dalam team work, dan menyamakan pandangan.
                Bagi mahasiswa yang ingin mendapatkan nilai plus, berorganisasi sangatlah penting. Karena ketika kita berorganisasi, kita akan dilatih dengan berbagai ujian agar kita nantinya bisa lebih siap dalam menghadapi tantangan kehidupan sebenarnya.
Manfaat berorganisasi tentunya sangat banyak, diantaranya :
1.       Bersosialisasi
Dengan berorganisasi, kita dapat melatih diri, mengenal banyak orang, belajar berkomunitas, dan berinteraksi dengan berbagai pemikiran.
2.       Wadah untuk mengaktualisasikan diri
“Tahap aktualisasi diri merupakan proses realisasi potensi diri setelah mampu melakukan tindakan-tindakan cepat, berani ambil resiko, dan mampu mengambil pelajaran atas keberhasilan dan kegagalan kita.” (Andrie Wongso)
Bisa dibilang, pengalaman hidup tertinggi bagi manusia adalah saat ia mampu mengaktualisasikan keberadaannya sebagai pribadi yang hidup dan utuh. Potensi, kemampuan, dan keterampilan serta nilai plus kita akan macet dan tenggelam jika kidak tidak menemukan saluran aktualisasi yang tepat. Dan organisasilah salah satu sarana agar kita dapat mengaktualisasikan diri.
3.       Pembentukan Networking
Networking atau jaringan pasti dimiliki oleh tiap organisasi dan digerakkan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya. Jaringan atau  koneksi inilah yang bisa menjadi pendorong untuk mendongkrak keberhasilan kita.
4.       Melatih untuk kreatif
Dalam berorganisasi, kita harus belajar untuk membuat proker (program kerja) yang inovatif dan kreatif untuk menimbulkan ketertarikan mahasiswa lain agar mereka mau mendukung dan terlibat di dalamnya.
5.       Melatih pengambilan keputusan dan memecahkan masalah
Dalam berorganisasi, kita akan belajar bagaimana mengelola konflik dan menyatukan berbagai pendapat yang berseberangan. Hal itu sudah umum terjadi pada setiap organisasi. Dengan belajar mengelola konflik tersebut, kita bisa mengambil keputusan terbaik (decision making) bagi organisasi.
6.       Melatih personality attitude dan keadership
Dalam organisasi, kita akan banyak dilatih personality, attitude, leadership,communication skill, dan masih banyak lagi. Hal itu penting bagi kita terlebih jika kita memimpin suatu organisasi kemahasiswaan, maka kita akan belajar bagaimana pengelolaan komunitas tersebut agar tidak sekedar menjadi komunitas yang semu. Asal ada dan tidak jelas arah tujuannya. Namun kita akan belajar agar komunitas tersebut bisa berjalan dengan baik.
7.       Wahana berempati dengan situasi dalam masyarakat
Negara berkembang seperti Indonesia, banyak dihadapkan pada masalah-masalah sosial, terutama yang menyangkut kesenjangan ekonomi, kecurangan, ketidakadilan, dan ketidakstabilan ekonomi. Of course kita sebagai aktivis organisasi haruslah peka dengan persoalan-persoalan tersebut dan berusaha mencari solusi yang relevan atas masalah tersebut.
8.       Menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain
“Sebaik-baik manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi orang lain”
Maksudnya bukan berarti kita mau-mau saja dimanfaatin orang lain, tapi disini maksudnya adalah kita harus mau membantu teman, rela berkorban untuk kepentingan umum, dan juga harus mau “memfasilitasi” teman-teman, serta mau meluangkan waktu demi sesuatu yang lebih “besar”. Keuntungannya, so pasti kita akan lebih eksis dan dikenal banyak orang, kepuasan tersendiri apalagi jika kita “ikhlas” melakukannya. Terlebih lagi, kita akan diakui orang lain bahwa “aku bisa!”.

                Beberapa organisasi yang bisa diikuti mahasiswa Teknik Industri UNDIP di dalam kampus macamnya banyak banget, antara lain :
1.       Di lingkungan jurusan Teknik Industri
-          Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI)
-          Komunitas Agama seperti Industrial Islamic Community (IIC) dan POMTI
-          Komunitas Minat dan Bakat seperti Sobat Alam, futsal, dan basket
2.       Di lingkungan Fakultas Teknik
-          Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM-FT)
-          Senat
-          Forum Studi Teknik (FST)
-          Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim (FSMM)
-          Komunitas Minat dan Bakat seperti Paduan Suara. Dll
3.       Di Universitas Diponegoro
-          Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Undip (BEM-KM Undip)
-          Senat
-          Insani (organisasi agama islam)
-          UKM-UKM (KSR, Manunggal, Teater, dll)