Minggu, 28 September 2014

Kuncinya Ialah Keyakinan dan Optimisme

Tuhan selalu bersama dengan prasangka hambaNya.
Pada sesi kali ini, Rumah Perubahan memberikan sebuah tantangan bagi tim kami. Misi ini bernama I’m Possible. Dengan lima buah permen merk Mentos yang diberikan, kami harus mampu menukarnya dengan barang yang nilainya sesuai dengan target masing – masing kelompok. Kami diberikan beberapa pilihan target, mulai dari 250.000 sampai lebih dari 650.000 rupiah. Kelompok lain memilih target dengan rentang 350.000 – 450.000, dengan konsekuensi apabila berhasil, maka tim akan memperoleh (+)100 poin, namun apabila gagal akan dikurangi 250 poin. Sedangkan kelompokku sendiri menetapkan target 450.000 – 550.000 dengan nilai konsekuensi berhasil (+)200 poin dan gagal (-)350 poin. Target yang cukup tinggi memang. Untuk itu sebagai ketua tim, aku harus mampu meyakinkan anggota tim agar optimis kami bisa meraihnya.

Pemilihan target tersebut tentu bukan tanpa dasar, aku sendiri pun sudah memperhitungkan. Kami diajarkan menggunakan kaidah SMART dalam menentukan sebuah target, yaitu specific, measurable, achievable, realistic, and time based. Dengan mengantongi 300 poin, artinya tim kami harus menanggung nilai resiko kegagalan (-)50 poin. Antisipasi agar tim tetap bisa makan, karena porsi makan dan minum mengurangi poin kami, maka kami harus menjadi penyedia jasa “Food Service” dimana akan diberikan (+)60 poin, paling tidak kami akan memperoleh (+)10 poin untuk makan satu tim. Cukup realistis, bukan?

Perjalanan pun dimulai. Tempat tujuan kami adalah Pasar Induk Warung Jambu Bogor. Sebelumnya kami telah menyusun rencana. Dengan berbekal 5 buah permen rasanya cukup mustahil kami dapat memperoleh barang dengan nilai sebesar yang kami targetkan mengingat tujuan utama kami adalah pasar tradisional. Para pedagang yang berorientasi keuntungan dan jenis barang yang dijual menjadi pembatas selain waktu yang diberikan juga cukup singkat, yaitu hanya tiga jam. Untuk itu kami menyasar perumahan mewah sebagai target utama. Hal yang kami inginkan ialah barang – barang bekas yang tentu mempunyai nilai jual yang cukup tinggi. Apa yang akan kami kerjakan di sana?

Bogor siang itu menunjukkan teriknya. Di dalam angkot seperti biasa kami aktif mengabadikan momen. Tiba – tiba di tengah perhentian di lampu merah, seorang pengamen mendekat dan menyanyikan lagu. Petikan gitar dan suaranya yang merdu, membuat kami riang bertepuk tangan, seolah sejenak melupakan lelah kami, meskipun kami tidak mengenal lagu yang dinyanyikan. Sadar dengan apa yang kami lakukan, Sosa pun nyeletuk, “kalian menikmati lagunya, berarti harus mau memberikan upah untuk masnya”. Dan kami pun harus mengikhlaskan uang 2000 kami tanpa berpikir panjang apakah uang yang tersisa akan cukup membawa kami berlima kembali pulang ke Cico. Merasa memperoleh uang, pengamen tersebut pun turut mendoakan supaya misi kami saat itu berhasil.

Senin, 15 September 2014

HOKI – HONG SHUI – HOPENG

Seorang sahabat pernah menuturkan kepada saya tentang rahasia sukses orang – orang Tionghoa yang disebutnya dengan istilah 3H. Yang pertama adalah hoki atau keberuntungan. Menurut kepercayaan orang Tionghoa, hoki adalah nomor satu, karena apa pun yang kita kerjakan atau usahakan, jika tidak ada hoki, kesuksesan akan sulit dicapai.

Yang kedua adalah adalah hong shui, yang artinya angina dan air, yang menjelaskan tentang faktor – faktor alam yang saling terkait dan memengaruhi kehidupan manusia. Karenanya, tidaklah mengherankan jika orang Tionghoa sangat memperhatikan tanggal, hari, bulan, dan tahun kelahirannya, serta sangat kritis terhadap tata letak dan arah bangunan tempat tinggal atau tempat usaha mereka, karena hal itu dipercaya sangat berpengaruh terhadap kemakmuran dan keberhasilan usaha mereka.

Yang terakhir adalah hopeng atau teman. Orang Tionghoa sangat menggarisbawahi faktor hubungan baik atau pertemanan dalam menjalankan bisnisnya. Jika Anda sudah dianggap sebagai teman dan bisa dipercaya, urusan transaksi bisnis adalah persoalan mudah.

Tentang dua faktor yang pertama, masih banyak terjadi perdebatan dalam masyarakat, masih banyak orang yang tidak percaya dengan hoki apalagi hong shui, tetapi untuk faktor pertemanan, hampir semua orang mengamininya.

Dalam buku – buku tentang kesuksesan juga dijelaskan bahwa “Anda adalah dengan siapa Anda paling banyak bergaul.” Pergaulan bisa lewat buku – buku yang And abaca, film – film yang Anda tonton, dan sahabat atau orang – orang terdekat yang Anda miliki, yang intinya mengajak kita semua untuk memperhatikan dengan siapa kita paling banyak menghabiskan waktu. Apakah dengan orang – orang yang positif yang membangkitkan semangat dan memotivasi hidup kita, ataukah dengan orang – orang negatif yang membuat energi hidup kita tersedot olehnya.

Mengenai hal ini ada sebuah pengalaman menarik ketika dalam sebuah seminar seorang pembicara mengatakan kepada para pesertanya. “Saudara – saudara, jika Anda ingin sukses, mulai saat ini Anda harus periksa kembali siapa saja kawan – kawan Anda, dan jika ada orang – orang yang negatif, hapus nama mereka dari daftar nama teman – teman Anda. Segera gantikan dengan teman – teman baru yang positif, “ seru si pembicara dengan bersemangat.

Semua hadirin yang ada di ruang seminar segera menuliskan nama kawan – kawan lama mereka dan mengamatinya satu per satu untuk diperiksa, apakah ada di antara mereka yang harus dihapus dan diganti dengan daftar nama yang baru.

Tiba – tiba, ada seorang peserta yang bangkit berdiri dan mengajukan pertanyaan kepada pembicara seminar. “Pak, setelah saya periksa ternyata orang yang paling negatif adalah orang yang paling dekat dengan saya, yaitu istri saya sendiri. Bagaimana solusinya, Pak? Apakah istri saya harus diganti?” tanyanya dengan polos.

Sembari tersenyum si pembicara menjawab, “Semua teman – teman yang negatif harus diganti, kecuali pasangan hidup Anda, karena kontraknya untuk seumur hidup.”
Mendengar jawaban itu, semua hadirin pun ikut tertawa.
“Yang ikut tertawa, pasti orang yang punya pengalaman yang sama,” sahut pembicara yang mengundang tepuk tangan para peserta yang memenuhi ruangan seminar itu.
Umumnya, faktor – faktor yang mendorong dan menghambat kesuksesan seseorang dipengaruhi oleh orang – orang yang berada di lingkungan terdekatnya, bisa teman, atasan, orang tua, atau pasangan hidup kita sendiri.

Seorang guru bijak suatu hari pernah ditanya, “Bagaimana cara mengubah mereka?”
“Tidak ada cara paling ampuh untuk mengubah orang lain, kecuali dengan mulai mengubah diri sendiri,” jawab sang guru bijak sembari mengingatkan bahwa sikap orang lain terhadap kita ibarat sebuah cermin, mereka akan memperlakukan kita sebagaimana kita memperlakukan mereka.

Cerita di atas dikutip dari buku “Berani Menertawakan Diri Sendiri” karya Sulaiman Budiman.

Selasa, 09 September 2014

Ini Baru Istana Buah

Nametag Taman Mekarsari
Buah-buahan merupakan salah satu jenis makanan yang paling aku suka, hampir semua jenis buah bisa habis aku lahap. Sampai sekarang aku hanya tidak menyukai satu jenis buah yang dinamakan Manila, sejenis tomat, berwarna violet, dengan rasa masam dan sedikit pedas mint. Mungkin butuh waktu supaya aku bisa menerima rasa Manila itu.

Mempunyai rumah yang dikelilingi pohon buah menjadi salah satu impianku, itulah sebabnya aku gemar menanam di rumah. Saat berkunjung ke rumah pamanku, aku merasa sangat bahagia, sebab di sana tumbuh berbagai pohon buah, ada anggur, rambutan, durian, mangga, matoa, cacao, jambu, salak, kedondong, dan masih banyak lagi. Rasanya seperti ada di surga, membayangkan dimana-mana pohon buah tumbuh.

Kali ini aku akan berbagi pengalaman tentang tempat wisata yang menyajikan berbagai jenis buah yang tumbuh di Bumi Pertiwi. Sebuah tempat buah karya inspirasi Ibu Negara Orde Baru, beliaulah Ibu Tin Soeharto, yang memprakarsai berdirinya tempat wisata buatan bertajuk taman buah terbesar di Indonesia. Taman itu dikenal dengan Taman Mekarsari. Terletak di Kabupaten Bogor, tepatnya di kecamatan Cileungsi, Taman Buah Mekarsari berdiri di atas tanah seluas 264 Ha, konsep dasar taman ini adalah taman wisata keluarga dan konservasi tanaman buah dengan area yang berbentuk menyerupai daun. Taman Mekarsari diresmikan pendiriannya pada tahun 1995.

Berbagai fasilitas sudah banyak tersedia di Taman Mekarsari, mulai dari kereta untuk berkeliling taman, danau buatan yang diisi dengan bebek kayuh dan perahu sampan, ayunan, panggung hiburan, area out bond, dan masih banyak lagi. Area parkir yang luas, berbagai macam gerai makanan dan minuman, serta kolam pemancingan juga menjadi daya tarik bagi wisatawan rombongan yang datang dari luar kota. Tidak perlu khawatir kehabisan uang, karena di area taman juga sudah terdapat Anjungan Tunai Mandiri (ATM).