Senin, 29 April 2013

Kehidupan dan Harga Diri


Catatan Akhir Bulan

Setiap manusia mempunyai tujuan hidupnya masing-masing. Sebagian disibukkan dengan gemerlap duniawi, sebagian tak henti bersujud demi tabungan ukhrowi, dan tidak banyak yang berusaha berimbang untuk keduanya. Namun, yang tak bisa dipungkiri, setiap manusia mempunyai keinginan dan cita-cita. Dan baginya bebas memilih jalur mana untuk menggapainya. Karena Allah pun tak pernah memaksa umatnya untuk beriman dan bertaqwa, tetapi jelas petunjukNya untuk membuka pintu hati manusia agar memperoleh rahmat terbesarNya.

Tiada manusia yang sempurna. Ya, hal ini memang benar adanya. Karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Namun, bagi mereka yang mengimani keberadaanNya beserta petunjuk-petunjukNya, telah jelas bahwa terdapat banyak tuntunan supaya kita menjadi hamba yang selalu berharap kesempurnaan baik untuk dunia maupun akhirat. Maksud saya di sini supaya kita selalu berusaha menjadi umat terbaikNya. Dan jangan pernah lengah, karena di sisi lain setan dan iblis tak akan pernah menyerah untuk menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan dan neraka.

Kebanyakan manusia takut akan kebenaran, bahkan berusaha menghindar dari kebenaran-kebenaran yang ada. Saya mengingatkan berhati-hatilah dengan sikap seperti ini sebab ini merupakan salah satu  muslihat setan dan merupakan sikap yang ditanamkan kepada mereka yang kafir. Kenapa harus takut menjadi orang benar? Kalau kebenaran itu justru dapat membawa kita kepada kebaikan.

Kehidupan dan harga ini mempunyai kaitan yang begitu erat. Kualitas kehidupan kita adalah sejauh mana kita sanggup menjaga harga diri kita. Harga diri ini bisa diintepretasikan sebagai nyawa kita, yang terlihat kasap mata tetapi besar nilainya, bahkan utama. Harga diri ini hanya bisa kita pertahankan selama kita hidup di dunia karena setelah kita mati, sesungguhnya penilaian kita berasal darinya. Bagaimana kita memaknai harga ini sesungguhnya telah tertanam dalam hati kita, yaitu iman kita. Jauhkan diri kita dari setiap perkara yang sia-sia aka mubadir, terlebih dari perkara-perkara dosa. Carilah setiap perkara yang dapat mengiringi langkah kita menuju ridloNya walaupun itu hanya setetes air di belanga. Jangan mudah merasa cepat puas karena harga dirimu berlanjut sampai hembusan napas terakhir.

Ada banyak alasan selain kita pribadi untuk dapat mempertahankan besarnya harga diri kita. Ingatlah orang tua dan ingatlah masa depan kita. Semoga Allah selalu memberikan hidayah dan ampunanNya untuk kita semua.