Rabu, 21 November 2012

Surat Untuk Papuaku



Begitu tersentak hatiku saat mendengar suatu tema acara Nation Building Beswan Djarum tahun ini, “Mutiara Timur Indonesia”. Segala suguhannya membuatku bergetar, jiwa nasionalisme keluar.

Sambil merasakan segala nikmat yang Tuhan berikan, kurenungi nasib-nasib manusia. Di luar, saudara-saudaraku Bangsa Palestin disiksa habis-habisan oleh kaum laknatullah Israel, mereka berperang melawan bangsa lain. Tapi engkau, saudara sepersusuan tanah pertiwi, kau masih dijajah, engkau masih disiksa oleh ketamakan duniawi. Oleh sebangsa sendiri, tak cukup bangsa-bangsa lain yang tak tahu diri.

Kunikmati ketenangan, sajian segar dari alam, fasilitas modernisasi, setiap sudut kota memberiku cerita. Namun, engkau, tanahmu yang kaya justru tak mampu membuat engkau merasakan yang kurasa.

Bukan salah kalau kau berada di pedalaman, kau bilang menikmati alam bersama hutan dan barisan hewan. Pakaianmu hanya anyaman, mungkin pula rotan. Kau dibiarkan dengan dalih melestarikan kebudayaan.

Bukan salah kalau mereka bilang kau tak sepadan, kau tak pintar, kau buangan. Tapi engkau dipertahankan. Kau tetap memberikan senyuman dengan keikhlasan, menyambut kedatangan para wisatawan.

Hitam legam warna kulitmu, keritingnya rambutmu, aroma keringatmu, mereka bilang itu keunikan.

Sabtu, 10 November 2012

Mendekatkan yang Jauh, Menjauhkan yang Dekat



Modernisasi dan Globalisasi merupakan dua kesatuan yang masih menjadi isu hangat saat ini. Modernisasi merupakan bentuk perubahan secara inkremental terhadap ruang kehidupan yang disebabkan adanya revolusi industri. Sedangkan globalisasi diartikan sebagai suatu kondisi penyatuan segala sudut ruang kehidupan antar bangsa. Keduanya saling berkaitan dimana modernisasi mendukung terjadinya globalisasi. Modernisasi dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memunculkan berbagai macam peralatan canggih untuk memudahkan segala bentuk aktivitas manusia.

Dengan keduanya, jarak ruang dan waktu tidak menjadi suatu kendala yang berarti bagi manusia untuk saling berhubungan. Sepasang kekasih yang terpisah antar negara tetap dapat berkomunikasi secara langsung. Kalau dulu mereka berkomunikasi dengan surat-menyurat sehingga harus menunggu lama untuk saling berbalas pesan, kini komunikasi dapat dijalankan lebih cepat dan mudah, via telepon atau internet dengan video call-nya.

Ya, teknologi menjadi kunci semua bentuk kemudahan itu. Teknologi memunculkan berbagai bentuk gadget sebagai piranti bagi manusia untuk berhubungan dengan sesama dan mengakses segala bentuk informasi. Sebagaimana kita tahu sekarang muncul berbagai macam gadget dengan fitur-fitur pendukungnya, bahkan layanan telepon dan sms sudah menjadi hal yang basi sejak bermunculan fitur-fitur yang lebih canggih, seperti Blackberry dengan blackberry massanger, OS android dengan segala macam fiturnya, games-games baru dan seru semakin banyak, dan masih banyak lagi. Bahkan sekarang semua provider saling berlomba berebut pangsa pasar dengan memunculkan keunggulan layanan masing-masing. Semakin mudah, semakin cepat, dan semakin banyak pilihan.

Bukti kemajuan teknologi yang dianggap paling mutakhir ialah munculnya internet dan segala bentuk pengembangannya. Dengan internet, komunikasi dan akses informasi menjadi semakin mudah dan murah, sehingga semakin banyak orang yang berminat untuk menggunakan layanan ini. Program di internet yang berhasil menarik perhatian semua umat ialah munculnya jejaring sosial, sebagai contoh ialah facebook dan twitter. Pengguna facebook dan twitter semakin hari semakin bertambah, dari segala jenis usia dan profesi. Bahkan Indonesia sendiri menduduki peringkat teratas di dunia sebagai pengguna terbanyak kedua jenis jejaring sosial tersebut.

Facebook terbukti ampuh menjadi sarana komunikasi yang dapat menemukan semua kalangan, bahkan dapat pula menemukan kerabat-kerabat yang jauh dan sudah lama tidak bertemu. Facebook mampu menyatukan jarak pertemanan antarnegara, menjadi sarana pertemuan perhimpunan bangsa-bangsa. Untuk para pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam international students, facebook menjadi media yang sesuai untuk menyatukan mereka, begitu juga bagi para pekerja dan wirausaha. Berjualan via online dengan facebook atau memberikan link website-nya dengan facebook atau jejaring sosial yang lain kini sudah menjadi trend.

Namun, di balik segala bentuk kemudahan yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi ternyata menyimpan dampak lain. Munculnya gadget dengan berbagai fitur seperti games dan hubungan melalui jejaring sosial justru menimbulkan efek negatif. Jejaring sosial dipandang justru mempunyai dampak terhadap kehidupan sosial seseorang. Mari kita simak pemaparan berikut.

Rabu, 07 November 2012

Berbijak Terhadap Perilaku Menyimpang Orang Lain

Sentuhan RahmatMu
Sebagai makhluk Tuhan, manusia diciptakan berbeda-beda, tidak ada rupa yang sama persis antara satu orang dengan lainnya. Sejauh yang kita perhatikan, secara fisik saja, meskipun sekandung, kita dan saudara seayah dan seibu pasti memiliki perbedaan apalagi berbeda ayah atau ibu. Terdapat berbagai suku bangsa yang mendiami bumi kita, di Indonesia saja terdapat ratusan, dari Jawa, Sunda, Betawi, Madura, Batak, Minang sampai Papua, dan masih banyak lagi di belahan dunia sana.

Berbeda orang berbeda pula pemikiran. Hal tersebut benar adanya. Banyak orang berkelahi karena berselisih paham. Tentu kita masih ingat kejadian tawuran beberapa tahun silam yang melibatkan anggota dewan. Itu adalah hasil perbedaan pendapat. Tidak bijak dalam mencerna pendapat orang lain, ujungnya akan berdampak seperti hal tersebut, terjadi perceraian dan peperangan. Oleh sebab itu, bijak dalam dalam menghadapi perkataan dan perilaku orang lain mutlak diperlukan kalau kita menghendaki adanya kedamaian.

Belajar bijak atas perilaku yang dimiliki orang lain dapat kita peroleh dari banyak hal, termasuk dari  komunitas-komunitas yang kita singgahi. Hal tersebut akan menambah wawasan kita tentang berbagai khasanah yang dimiliki orang-orang. Bersenggama dengan berbagai komunitas tidak hanya mengenal komunitas tersebut secara jamak, tetapi dapat juga mengetahui isi komunitas tersebut secara perseorangan. Perbanyaklah berinteraksi dengan orang lain, perbanyak kenalan, lihatlah mereka lebih dekat dan kita akan jauh lebih mengerti. Benar memang lirik yang ada di salah satu sountrack Petualangan Sherina,

lihat segalanya lebih dekat dan kau akan mengerti.

Saya pribadi sangat senang dan kagum terhadap orang-orang yang bertoleransi dan mau mengerti kondisi orang lain. Sampai sekarang pun saya masih belajar hal tersebut. Saya belajar dari setiap perjalanan yang saya hadapi. Setiap pribadi dan komunitas-komunitas yang pernah saya temui.

Ketika kita keluar rumah, kita akan menemukan berbagai orang dengan bentuk dan karakter yang berbeda-beda. Dan pilihannya, apakah kita akan menolak mereka atau menerima dengan ketakpedulian atau dengan kebijaksanaan. Saya sendiri lebih suka menerima dengan kebijaksanaan.

Kita tidak bisa serta merta meminta orang lain berperilaku sama seperti yang kita kehendaki. Terlepas dari kepribadian baik yang dimiliki orang lain. Di dunia ini banyak sekali karakteristik yang dimiliki orang, bahkan yang kita kategorikan sebagai perilaku menyimpang. Terdapat seorang pria yang berperilaku seperti wanita atau sebaliknya, pribadi yang menutup diri dari lingkungan atau susah bersosialisasi dengan orang lain, pribadi yang suka kekerasan (psikopat), bahkan ada juga yang berperilaku menyimpang secara seksual atau yang biasa kita kenal dengan homo, entah dia gay atau lesby.

Secara wajar tentu kita akan menolak keberadaan orang-orang tersebut atau mengolok-olok bahkan berusaha mengusir mereka dari lingkungan kita. Namun, hal tersebut tentu tidak bijak. Keberadaan orang-orang dengan kondisi demikian tentu bukan semata-mata kemauan mereka. Ada campur tangan Tuhan di sini yang memberikan cobaan bagi mereka sebagai bukti kasih sayangNya. Dan sebagai umatNya kita wajib pula menerima kondisi dan keadaan mereka dengan bijak. Memang secara agama (Islam) hal tersebut diharamkan, tetapi sebagai umat muslim alangkah baiknya kita dapat mengamalkan kesempurnaan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin, agama yang menjaga perdamaian untuk kedamaian. Sejatinya orang-orang wadam dan liwath juga manusia, makhluk Allah yang diciptakan di muka bumi untuk memberikan rahmat, sama seperti orang-orang "normal". Oleh karena itu, sangat tidak bijak apabila kita menjauhi mereka dan membiarkan mereka jatuh ke lubang buaya. Hal bijak yang dapat kita lakukan bagi mereka justru dengan mendekati mereka, menjadikan mereka teman sehingga nyaman dengan kita dan lingkungannya. Sambil berteman kita ajak mereka untuk tetap berada di jalan Tuhan dan menjadikan AlKitab (AlQuran) dan Assunah sebagai pegangan hidup agar mereka terjauh dari hal-hal yang diharamkan agama.

Kita harus melakukan pendekatan kepada mereka agar kita tahu dan mengerti apa yang melatarbelakangi sikap dan perilakunya selama ini. Semakin tahu maka kita akan semakin bijak dalam menghadapi sikap dan perilaku orang lain.

Tidak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah semata, dan kesempurnaan bagi manusia akan muncul ketika seseorang bersatu dengan sesamanya.

Senin, 05 November 2012

Semester Tua, Mau Apa?

Doeloe ketika aku masih duduk di bangku semester awal, melihat kakak-kakak senior semester VII yang ada di kampus, di dalam benakku selalu terpikirkan pasti sudah banyak yang mereka tahu, sudah banyak pengalaman, dan banyak pula yang sudah mereka lakukan.

Dan kini aku mengalaminya, posisi yang sama seperti kakak-kakakku itu. Namun, sekarang mereka telah lulus dan kebanyakan bahkan sudah menikmati posisi mereka sebagai pegawai. Dan posisi mereka dulu telah kugantikan, mahasiswa semester VII, yang lebih beken dikenal dengan "mahasiswa semester tua". Hahaha, yah itulah diriku kini merasakan nikmatnya sisa 5 sks di semester mendatang.

Mencoba flashback di hari-hari yang telah berlalu, dari awalnya pertemuan dengan squad zeronine yang tangguh, menikmati hari-hari dengan tumpukan tugas dan tekanan dari para senior. Awalnya memang cukup berat karena tak terpikirkan olehku sebelumnya, bekalku berkecimpung di pramuka dan saka dengan didikan bapak-bapak TNI AL yang super disiplin belum mampu membuatku semangat menghadapi semua itu. Sampai kutemukan semangatku ketika diumumkan diriku sebagai peserta terbaik ke-3 LKMM Pra Dasar Oktober 2009. Reward itu membuatku memiliki semangat baru untuk melaju, aku merasa semua hal yang telah kulakukan dihargai. Betapa senangnya diriku waktu itu. Event tersebut juga mampu menerbangkan mimpi-mimpiku, membuatku berani untuk menghempaskan diri bekerja keras menggapainya. Ya, mimpi-mimpi besar itu harus segera kuraih selama aku mengenyam pendidikan di kampus ini.

Perjalanan kuteruskan sampai tiba saat yang membuat air mataku berlinang tak terbendung. Jepara, kota kelahiranku, tempat ku dibina sedari kecil, kini menjadi kota kenangan bagiku dan squad zeronine. Di tengah hujan yang tak kunjung reda, melewati terjangan ombak dan cuaca yang tak bersahabat kala itu, kita mampu membuktikan betapa kuatnya kami, sehingga kami layak diterima atas dasar cinta untuk keluarga besar Teknik Industri. Jaket dominan biru teknik itulah yang mampu membuatku tersedu-sedu ketika salah seorang senior (yang sampai sekarang aku penasaran siapakah gerangan) yang menyematkan di atas kepalaku dalam pejam mataku.

Setelah pengukuhan itu, resmilah diriku dan teman-temanku diterima sebagai bagian dari keluarga besar yang kini selalu menjadi kebanggaan bagiku, Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Diponegoro. Dan setelah itu, kumulai karirku, berkontribusi dalam organisasi kampus, HMTI dan BEM FT. Sedikit rahasia yang terlanjur kudengar, bukan untuk disombongkan tentunya, keberadaanku ternyata menjadi rebutan para pengkader, sehingga harus kuputuskan untuk berkontribusi di keduanya.

PSDM HMTI Undip yang banyak mengajarkanku tentang kaderisasi, memberikanku cukup pengalaman dan bekal untuk lebih tahu tentang kondisi himpunanku. Dan berjuta terima kasih kepada Ekobis BEM FT, Mas Fatah, Mbak Santi, dll, yang setia memberikan kehangatan dan makna bahwa organisasi dengan kekeluargaan memberikan cindera yang selalu kukenang.