Jumat, 08 Desember 2017

Membuka Hati Untuk Peduli

Sebaik - baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia (HR Ahmad)



Hari yang panas itu aku mengantar Ibuku pergi ke pasar untuk membeli keperluan rumah. Di samping tempat aku memarkirkan kendaraan, terdapat tumpukan sampah yang belum diangkut oleh petugas. Seorang lelaki tua mendekati tumpukan sampah tersebut lalu diambilnya sebuah mangga yang mungkin sudah dianggap tak laik oleh penjualnya sehingga dibuang. Lalu dimakannya buah mangga itu dengan cepat dan lahap, ia tampak sangat lapar sehingga tak sampai 2 menit mangga ditangan tinggal tersisa bijinya.

Sahabat, dengan sepenggal cerita di atas, sepatutnya kita tersadar bahwa di sekitar kita masih banyak saudara yang kondisinya jauh dari apa yang ada pada diri kita sekarang. Mereka yang jangankan untuk membeli baju, bahkan untuk membeli nasi setiap hari saja mereka tak sanggup. Atap rumahnya mungkin berbahan pelepah kelapa yang tembus terik matahari atau masih membasahi lantai ketika hujan lebat tiba, dindingnya reot dan alasnya terbuat dari tanah.

Saat melihat realita yang ada di sekitar kita, coba renungkan sejenak, tanyakan dalam relung hati yang paling dalam, masihkah ia peduli.

Minggu, 12 November 2017

Amalan - Amalan Kecil

Masih terngiang dalam ingatan sewaktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar, lewat materi PPKn Bapak / Ibu Guru mengajarkan banyak hal tentang kehidupan. Contoh kecil bagaimana etika ketika kita sedang bersepeda dan hendak lewat di depan orang tua, menyingkirkan batu yang ada di jalan raya, atau hal - hal sederhana lain yang berkaitan dengan hidup sebagai manusia.

Kini banyak dari kita mungkin telah melupakan ajaran tersebut, atau mungkin pernah tahu dan enggan untuk mempraktikan.

Lewat tulisan ini aku hanya ingin mengajak saudara - saudaraku sekalian untuk terus beristiqomah dalam melakukan kebaikan, meskipun hanya amalan - amalan kecil.

يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ

“(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS. Luqman: 16).


Amalan - amalan kecil itu sesungguhnya sangat ringan untuk dikerjakan. Apalagi sesungguhnya Allah menyukai amalan - amalan kecil yang dikerjakan terus menerus (secara istiqomah).

Apa saja sih amalan - amalan kecil itu?

1. Tersenyum
Pernah dengan lagunya grup nasyid Raihan? Senyumlah, itulah sedekah yang paling mudah, tiada terasa berhutang budi.

Minggu, 17 September 2017

Indahnya Bukit Teletubbies di Bromo Tengger

Akhir Agustus kemarin aku diberi kesempatan melihat keindahan lukisan Tuhan di daerah Bromo, Jawa Timur. Setelah berkesempatan melihat indahnya matahari terbit, berjarak sekitar 2 km terpampang savana luas yang dikelilingi bukit - bukit yang hijau. Kemarau panjang kali ini justru menambah eloknya Bukit Teletubbies, begitulah penduduk sekitar menamainya.



Tak banyak yang bisa aku ungkapkan, namun ciptaan Tuhan yang satu ini membuatku berdecak kagum serasa tiada lepas mulut ini berucap syukur.

Sekilas tentang Gunung Bromo. Gunung ini merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.

Untuk sampai di kaki Bromo, dapat ditempuh dengan jalur darat sekitar 112 km dari Kota Surabaya atau sekitar 4 jam perjalanan. Sebenarnya ada beberapa alternatif pintu masuk ke Bromo, tapi aku memilih jalur ke Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan. Dengan biaya Rp 300 ribu / orang, kita sudah bisa menikmati Bromo.

Sunsire di Puncak Bromo
Lautan Pasir di Gunung Bromo

Menyapa Ruang Kembali

Sudah lama sekali rasanya aku tak menulis. Padahal isi kepala terasa penuh sesak oleh kisah - kisah yang hendak kuluapkan. Setiap perjalanan hidupku terasa tak pernah lewat tanpa cerita. Terkadang hati ini rindu menggerakkan jemari tangan untuk berlenggok di atas tombol - tombol jari, menceritakan kisah - kisah yang selalu seru untuk disebarluaskan. Sebenarnya ia sibuk menulis, tapi untuk hal lain, mengisi kepentingan para pewarta dan untuk kepentingan kerja.

Kadang ingin kutulis puisi - puisi sebagai pengganti paragraf cerita, yang singkat tapi penuh makna. Namun rasa dan waktu yang kujadikan alasan, ialah kambing hitam agar aku tak disalahkan.

Ya, sekarang aku telah kembali ke ruang ini. Pelan - pelan akan ku tata kembali hingga ia kembali hidup dan berdiri. Halo, aku sapa kalian lagi :)


Jepara, 17 September 2017