Jumat, 08 Desember 2017

Membuka Hati Untuk Peduli

Sebaik - baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia (HR Ahmad)



Hari yang panas itu aku mengantar Ibuku pergi ke pasar untuk membeli keperluan rumah. Di samping tempat aku memarkirkan kendaraan, terdapat tumpukan sampah yang belum diangkut oleh petugas. Seorang lelaki tua mendekati tumpukan sampah tersebut lalu diambilnya sebuah mangga yang mungkin sudah dianggap tak laik oleh penjualnya sehingga dibuang. Lalu dimakannya buah mangga itu dengan cepat dan lahap, ia tampak sangat lapar sehingga tak sampai 2 menit mangga ditangan tinggal tersisa bijinya.

Sahabat, dengan sepenggal cerita di atas, sepatutnya kita tersadar bahwa di sekitar kita masih banyak saudara yang kondisinya jauh dari apa yang ada pada diri kita sekarang. Mereka yang jangankan untuk membeli baju, bahkan untuk membeli nasi setiap hari saja mereka tak sanggup. Atap rumahnya mungkin berbahan pelepah kelapa yang tembus terik matahari atau masih membasahi lantai ketika hujan lebat tiba, dindingnya reot dan alasnya terbuat dari tanah.

Saat melihat realita yang ada di sekitar kita, coba renungkan sejenak, tanyakan dalam relung hati yang paling dalam, masihkah ia peduli.