Sabtu, 10 November 2012

Mendekatkan yang Jauh, Menjauhkan yang Dekat



Modernisasi dan Globalisasi merupakan dua kesatuan yang masih menjadi isu hangat saat ini. Modernisasi merupakan bentuk perubahan secara inkremental terhadap ruang kehidupan yang disebabkan adanya revolusi industri. Sedangkan globalisasi diartikan sebagai suatu kondisi penyatuan segala sudut ruang kehidupan antar bangsa. Keduanya saling berkaitan dimana modernisasi mendukung terjadinya globalisasi. Modernisasi dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memunculkan berbagai macam peralatan canggih untuk memudahkan segala bentuk aktivitas manusia.

Dengan keduanya, jarak ruang dan waktu tidak menjadi suatu kendala yang berarti bagi manusia untuk saling berhubungan. Sepasang kekasih yang terpisah antar negara tetap dapat berkomunikasi secara langsung. Kalau dulu mereka berkomunikasi dengan surat-menyurat sehingga harus menunggu lama untuk saling berbalas pesan, kini komunikasi dapat dijalankan lebih cepat dan mudah, via telepon atau internet dengan video call-nya.

Ya, teknologi menjadi kunci semua bentuk kemudahan itu. Teknologi memunculkan berbagai bentuk gadget sebagai piranti bagi manusia untuk berhubungan dengan sesama dan mengakses segala bentuk informasi. Sebagaimana kita tahu sekarang muncul berbagai macam gadget dengan fitur-fitur pendukungnya, bahkan layanan telepon dan sms sudah menjadi hal yang basi sejak bermunculan fitur-fitur yang lebih canggih, seperti Blackberry dengan blackberry massanger, OS android dengan segala macam fiturnya, games-games baru dan seru semakin banyak, dan masih banyak lagi. Bahkan sekarang semua provider saling berlomba berebut pangsa pasar dengan memunculkan keunggulan layanan masing-masing. Semakin mudah, semakin cepat, dan semakin banyak pilihan.

Bukti kemajuan teknologi yang dianggap paling mutakhir ialah munculnya internet dan segala bentuk pengembangannya. Dengan internet, komunikasi dan akses informasi menjadi semakin mudah dan murah, sehingga semakin banyak orang yang berminat untuk menggunakan layanan ini. Program di internet yang berhasil menarik perhatian semua umat ialah munculnya jejaring sosial, sebagai contoh ialah facebook dan twitter. Pengguna facebook dan twitter semakin hari semakin bertambah, dari segala jenis usia dan profesi. Bahkan Indonesia sendiri menduduki peringkat teratas di dunia sebagai pengguna terbanyak kedua jenis jejaring sosial tersebut.

Facebook terbukti ampuh menjadi sarana komunikasi yang dapat menemukan semua kalangan, bahkan dapat pula menemukan kerabat-kerabat yang jauh dan sudah lama tidak bertemu. Facebook mampu menyatukan jarak pertemanan antarnegara, menjadi sarana pertemuan perhimpunan bangsa-bangsa. Untuk para pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam international students, facebook menjadi media yang sesuai untuk menyatukan mereka, begitu juga bagi para pekerja dan wirausaha. Berjualan via online dengan facebook atau memberikan link website-nya dengan facebook atau jejaring sosial yang lain kini sudah menjadi trend.

Namun, di balik segala bentuk kemudahan yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi ternyata menyimpan dampak lain. Munculnya gadget dengan berbagai fitur seperti games dan hubungan melalui jejaring sosial justru menimbulkan efek negatif. Jejaring sosial dipandang justru mempunyai dampak terhadap kehidupan sosial seseorang. Mari kita simak pemaparan berikut.


Semua itu berawal dari “keautisan”
Dengan handphone barunya, Udin yang masih duduk di bangku sekolah dasar merasa sangat senang karena di dalamnya tersedia fitur games yang variatif dan menarik. Udin dapat mengisi waktu istirahatnya dengan bermain games. Karena Udin termasuk anak yang pendiam di kelas, Udin merasa handphone barunya sangat membantu. Namun, Udin tidak mengetahui bahwa handphone barunya ternyata tidak dapat membantunya banyak, justru malah memperburuk suasana, Bagaimana tidak, dengan kondisi Udin yang pendiam, handphone-nya justru semakin menjauhkan Udin dari teman-temannya. Dia tidak mengenal cara bersosialisasi dengan yang lain. Meskipun Udin anak yang cerdas, tetapi hubungan sosial tetap perlu dibangun sejak dini. Di saat istirahat, teman-teman asik bermain dengan sesamanya, bersendau gurau dan saling berbagi cerita tentang hal-hal yang menarik. Namun, Udin justru tetap duduk di bangku bersama dengan handphone barunya, memainkan games yang tersedia atau asik mendengarkan lagu-lagu kesukaannya. Kebiasaan itu terus terulang hingga Udin dijauhi oleh teman-temannya.

Cerita selanjutnya datang dari Devi, seorang guru baru di sebuah SMA Negeri. Devi lulus kuliah tahun 2010 karena kecerdasannya ia diangkat menjadi pegawai negeri dan ditugaskan mengajar di salah satu sekolah pada awal 2012. Perkenalan awal dengan stakeholder sekolah berjalan dengan lancer, dari kepala sekolah, staf pengajar, para karyawan, dan siswa-siswanya. Namun, perjalanan sosialisasi Devi tidak berjalan mulus di kampus barunya. Sebab kebiasaannya berduaan dengan gadgetnya justru membuat Devi tidak dekat dengan teman-teman seprofesinya di kampus. Guru-guru lain yang lebih tua pun merasa risih dengan kebiasaan Devi yang demikian. Ketika yang lain tengah asik berbincang-bincang di jam istirahat, Devi justru sibuk online menyapa teman-temannya sekampus dulu melalui jejaring sosial, berbagi cerita kegiatan sehari-hari melalui update dan komen status.

Banyak orang menganggap dengan kemajuan teknologi dapat menyediakan berbagai kemudahan, termasuk cara berhubungan dengan kerabat dan teman yang terpisah jauh dengannya. Namun, ia justru lupa bahwa di sekelilingnya banyak orang yang harus diajak berkomunikasi dan berinteraksi.

Berbagai fitur canggih yang disediakan oleh gadget seperti games, kemajuan era komunikasi dengan munculnya kemudahan akses internet dan lain sebagainya memang membuat orang lebih mudah berintekasi dengan berbagai orang dan kalangan di berbagai daerah meskipun terpisah ruang dan waktu. Games yang menarik mampu membuat orang menghilangkan rasa jenuh dengan berbagai kesibukannya. Namun, harus diingat, berbagai kemudahan yang ada seiring perkembangan zaman seharusnya tidak menjadikan kita sebagai orang yang autis, sibuk sendiri dengan gadget yang dimiliki. Kita mungkin dapat tetap menjalin silaturahmi dengan orang-orang lama yang kita kenal, tetapi harus diketahui bahwa menjalin hubungan dengan orang-orang baru, berkomunikasi dan menjalin interaksi dengan mereka menjadi kewajiban bagi kita untuk menciptakan suasana yang harmonis.

Orang-orang duduk di kursi halte menunggu kedatangan bus. Di antara mereka tidak terjalin komunikasi meskipun hanya sekedar tatap muka dan berbagi senyuman. Masing-masing memegang gadget yang dimiliki dan tersenyum sendiri dengan aktivitasnya melalui gadget tersebut. Hal inilah bukti disintegrasi kehidupan sosial. Jejaring sosial yang ada memang mejaga hubungan dengan kawan lama, tetapi tidak mampu secara langsung memberikan kawan baru. Orang-orang yang berada jauh dari kita dapat kita jangkau melalui jejaring sosial, tetapi orang-orang yang berada dalam satu ruangan dengan kita justru tidak kita kenal. Mari kita jadikan renungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar