Sabtu, 19 Maret 2016

Bertahan Dalam Perubahan

Bukanlah yang terkuat yang akan bertahan bukan pula yang paling cerdas, tetapi yang mampu beradaptasi dengan perubahan 

Satu hal yang tak dapat dibendung dan tak dapat dikembalikan ialah waktu. Waktu terus berjalan tanpa henti dan semua makhluk mengikuti. Waktu inilah yang akhirnya menjadi saksi bisu tentang kebaikan dan keburukan yang dimiliki oleh manusia. Waktu jualah yang membawa perubahan - perubahan yang harus dihadapi oleh manusia. Siang berganti malam, muda menjadi tua, ada menjadi tiada, perubahan - perubahan itu akan datang seiring berjalannya waktu.

Perubahan merupakan sunnatullah yang pasti terjadi di muka bumi. Perubahan menjadi salah satu pertanda kekuasaan Tuhan Sang Maha Pencipta. Banyak pertanda perubahan dan Ia meminta kita peka terhadap segala bentuk perubahan. Perubahan terjadi melalui sepenggal waktu. Dan untuk itu kita diberikan kesempatan untuk mengetahuinya.

Tuhan memberikan kita waktu dan kesempatan untuk dipergunakan sebaik-baiknya. Waktu inilah bekal pertama yang kita miliki yang kemudian kita dihadapkan dalam 2 pilihan, yakni memanfaatkan sebaik-baiknya atau membuangnya secara sia-sia. Waktu yang termanfaatkan dengan baik misalnya yang digunakan untuk menuntut ilmu, bekerja dan mencari rizki, beramal, serta untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Memiliki. Perlu kita ketahui, bahwa orang yang paling rugi adalah orang-orang yang tidak dapat memanfaatkan waktunya dengan baik.

Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati supaya menaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al'Ashr)

Saat kita masih kecil tentu kita sangat familiar dengan Kodak, salah satu perusahaan fotografi terbesar dunia. Atau Nokia yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. Namun, tahukah kita kemana produk-produk mereka sekarang? Ya, produk-produk Kodak kini telah digantikan oleh kamera-kamera digital yang orang tak perlu mencetaknya, dan Nokia telah tergantikan oleh banyak merk yang mampu memberikan fitur lebih canggih. Kedua perusahaan itu adalah sebagian contoh orang atau organisasi yang tidak bijak menerima perubahan. Mereka tidak peka terhadap waktu dimana setiap pergantian waktu, ia membawa perubahan.

Awal 90an perusahaan telekomunikasi Indonesia, Telkom, sempat  mendapat hujatan dengan berani membuat anak perusahaan, Telkomsel, yang mengoperasikan sistem telekomunikasi berbasis GSM. Pada waktu itu masyarakat belum familiar dengan penggunaan telepon selular (ponsel). Namun, seiring berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang, pertumbuhan kaum menengah semakin pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, kini hampir setiap orang sudah mempunyai ponsel.

Bayangkan saja bagaimana jadinya kalau Telkom tetap bertahan dengan telepon rumahan atau telepon umum di pinggir jalan yang sering dicurangi pelanggan? Bayangkan bagaimana kalau pemimpin Telkom dan pemerintah saat itu tidak segera mengambil keputusan untuk mendapatkan Telkomsel?

Terkadang orang-orang merespon perubahan dengan lambat, namun selama kesempatan masih ada, kita harus memanfaatkannya. Belajar dari PT Pos Indonesia, perusahaan ekspedisi milik negara yang dulu memonopoli bisnis tersebut di Indonesia. Namun, setelah banyak perusahaan pesaing datang dan memberikan layanan yang lebih menarik bagi konsumennya, PT Pos kemudian perlahan merosot turun omsetnya. Namun, tiada kata terlambat untuk berubah, kini PT Pos mampu merespon perubahan secara positif dan mampu bersaing dengan memberikan pelayanan yang lebih baik. Hal ini juga terjadi pada PT Kereta Api Indonesia.

Contoh-contoh tersebut merupakan kejadian riil yang bisa kita rasakan dan terjadi di sekitar kita. Sekarang kita bisa melihat sekitar, mungkin teman, tetangga, atau kerabat kita. Siapa yang bisa merespon perubahan ia akan bertahan. Responsif bukan reaktif. Responsif terhadap perubahan inilah yang membuat pertumbuhan e-commers melaju dengan pesat.

Kini tergantung dengan kita. Dalam medan yang ada seperti sekarang, akankah kita merespon perubahan atau hanya diam dan bertahan dengan kebiasaan lama?

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali mereka merubahnya sendiri. (Ar Ra'du: 11)

1 komentar: