Selasa, 02 Juli 2013

Kaderisasi Mahasiswa FT Undip

Membahas persoalan kaderisasi memang tidak ada hentinya. Konsep yang bertujuan menciptakan kader berkualitas secara mental spiritual dan intelektual ini selalu mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu, begitupun yang terjadi di lingkungan Fakultas Teknik (FT) Undip. Namun, sayangnya setiap tahun perkembangan kaderisasi di Fakultas Teknik justru mengalami hambatan, terutama berkaitan dengan peraturan birokrasi, baik Universitas maupun Fakultas.

Sebelum membahas lebih jauh, sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu seluk beluk kaderisasi. Makna kaderisasi sendiri mengacu pada sebuah sistem yang bertujuan menciptakan kader sesuai dengan prinsip, visi. misi, tujuan. serta sasaran organisasi. Sistem kaderisasi mengurai tentang cara atau metode yang digunakan dalam memperoleh kader yang diinginkan, pemeran kaderisasi (baik pendidik maupun peserta didik), serta ketersediaan peraturan legal dan kondisi lingkungan yang mendukung.

Di lingkungan FT Undip sendiri, dasar pelaksanaan kaderisasi adalah Buku Panduan Kaderisasi atau yang biasa dikenal dengan Buku Biru Kaderisasi hasil inisiasi Departemen PSDM BEM FT dan dibahas dalam simposium kaderisasi tingkat Fakultas yang dihadiri oleh perwakilan BEM FT, Senat Mahasiswa FT, Himpunan Mahasiswa Jurusan, Biro Mahasiswa Fakultas, serta Birokrasi Fakultas yang diwakili oleh Pembantu Dekan III. Selanjutnya buku tersebut dilegalkan dengan tanda tangan PD III Fakultas Teknik Undip.

Penyusunan buku panduan tersebut tidak lain bertujuan untuk memberikan suatu standar dan parameter yang jelas untuk pelaksanaan kaderisasi di lingkungan FT Undip. Hal ini dapat menyanggah paradigma bahwa kaderisasi hanyalah proses pemberian kenang-kenangan kepada mahasiswa baru, bukan suatu proses pendidikan. Sebab dengan keberadaan buku biru kaderisasi, mahasiswa diharapkan tidak sekedar menjadi objek, melainkan menjadi subjek yang berperan aktif dalam proses kaderisasi.

Alur Sederhana Kaderisasi Mahasiswa Baru FT

Tujuan kaderisasi sendiri adalah mennciptakan kader yang berkualitas secara mental spiritual dan intelektual dengan menumbuhkan iman dan takwa, sikap integritas, serta memiliki standar kompetensi soft skill dan hard skill yang baik. Apabila seorang mahasiswa senior mampu berperan aktif dalam lembaga mahasiswa, mempunyai banyak prestasi baik secara akademik maupun non akademik dengan tidak meninggalkan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, maka diharapkan hal serupa dapat dimiliki oleh mahasiswa junior. Begitulah gambaran singkat tujuan diadakannya kaderisasi.


Namun, sayang tujuan mulia diadakannya kaderisasi untuk mahasiswa Fakultas Teknik setiap tahun justru mengalami hambatan dan terkesan ada upaya penghapusan dengan keluarnya peraturan-peraturan yang mensyaratkan pembatasan waktu kaderisasi. Surat Keputusan Rektor Undip terakhir menginstruksikan bahwa pelaksanaan kaderisasi bagi mahasiswa baru maksimal hanya 5 hari setelah pelaksanaan Penerimaan Mahasiswa Baru di tingkat universitas. Memang belum ada penelitian terkait yang menunjukkan adanya regresi positif antara manfaat kaderisasi dengan waktu pelaksanaan kaderisasi atau korelasi yang menunjukkan nilai efektivitas pelaksanaan kaderisasi yang selama ini sudah berjalan. Umumnya kaderisasi mahasiswa di Fakultas Teknik dilaksanakan dalam kurun waktu 5 bulan atau pada semester awal.

Terbitnya peraturan dari rektor tersebut untuk meminimasi timbulnya ekses kaderisasi yang tidak diinginkan, seperti tekanan mental yang berlebihan, kontak fisik yang menimbulkan luka, dan/atau turunnya nilai akademik dengan indeks prestasi sebagai parameternya. Selain hal tersebut, pembatasan diberlakukan untuk mencegah terjadinya ulah oknum mahasiswa senior yang tidak bertanggung jawab. Namun, di luar segala bentuk kekhawatiran tersebut, tentu manfaat kaderisasi akan lebih besar dan berdampak panjang daripada ekses yang kebanyakan hanya bersifat sesaat. Sebelum berbicara mengenai manfaat kaderisasi, berikut disajikan analisis SWOT pelaksanaan kaderisasi di lingkungan Fakultas Teknik Undip.

Strengths
Weaknesses
·      Input mahasiswa FT (SDM) yang baik mengingat FT merupakan salah satu fakultas terbaik di Undip yang termasuk universitas unggulan di Indonesia
·      Tersedia standar dan parameter legal yang jelas sebagai acuan pelaksanaan kaderisasi, yaitu Buku Biru Kaderisasi

·     Tidak ada dukungan penuh dari birokrasi (pengelola jurusan/ fakultas/universitas)
·     Terdapat oknum mahasiswa senior yang memanfaatkan kaderisasi sebagai ajang balas dendam atas perponcloan yang diterima pada masa lalu
Opportunities
Threats
·      Terciptanya mahasiswa prestatif berkesinambungan melalui transfer informasi yang baik
·     Ekses kaderisasi, seperti hukuman fisik dan mental yang berlebihan akan berujung pada pelaporan hukum kasus pidana

Berdasarkan analisis SWOT sederhana di atas, dapat dilihat hal-hal yang dimiliki oleh sistem kaderisasi. Kultur kehidupan enjiner-lah yang mengedepankan disiplin dan akademis serta kreativitas dan inovasi yang membuat kaderisasi di lingkungan Fakultas Teknik harus dijalankan. Adapun manfaat dari dilaksanakannya kaderisasi di kampus adalah sebagai berikut.
1.    Menumbuhkan jiwa disiplin, seperti kebiasaan datang tepat waktu, taat dan patuh serta responsif terhadap peraturan
2.    Menumbuhkan sikap empati dan menahan egoisme terhadap sesama melalui kegiatan bekerja dalam tim, sopan dan santun, saling menghormati dan menghargai
3.    Menumbuhkan sikap integritas dengan berani jujur dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukan
4.    Menjalin networking dengan kemampuan komunikasi baik secara verbal maupun non verbal, pendekatan interpersonal, serta keberanian mengambil keputusan
5.    Timbulnya motivasi untuk berprestasi baik secara akademik maupun non akademik, aktif dalam organisasi/lembaga mahasiswa, serta mampu mengapresiasi mimpi dan cita-cita dengan bekerja keras meraihnya

Manfaat kaderisasi tersebut tentu berdampak dalam waktu yang relatif lama dibandingkan dengan ekses (dampak negatif) kaderisasi yang singkat serta dapat dicegah kejadiannya. Untuk mahasiswa baru dengan kondisi fisik lemah, mempunyai penyakit tertentu atau bersifat bawaan, pihak pengkader seharusnya memperbolehkan baginya untuk mengikuti kegiatan semampunya serta telah menyediakan fasilitas seperti ruang kesehatan dan tanggung jawab moral untuk memanggil tenaga medis atau merujuknya ke rumah sakit apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini tentu wajar terjadi karena kegiatan kaderisasi tentu mempunyai struktur kepanitiaan seperti kegiatan pada umumnya. Motivasi yang tertanam dapat mendongkrak semangat mahasiswa untuk menata karirnya meraih prestasi dan harapan yang diinginkan, tentu hal ini tidak dapat terbentuk dengan sendirinya tanpa dorongan dan dukungan dari pihak lain. Dalam hal ini, mahasiswa senior diharapkan dapat membantu menumbuhkan motivasi dengan prestasi yang telah diraihnya. Begitupun setelah terbentuk, antar mahasiswa diharapkan saling memberikan motivasi untuk sesamanya, baik untuk prestasi maupun untuk kondisi kehidupan lainnya.

Kekhawatiran lain tentang kegiatan kaderisasi adalah turunnya indeks prestasi mahasiswa. Hal ini merupakan parameter akademik yang menjadi prioritas lembaga pendidikan. Berikut disajikan sebuah data berupa grafik rata-rata indeks prestasi mahasiswa dengan sampel salah satu jurusan di Fakultas Teknik Undip. Data diambil dari sistem informasi akademik dan disajikan dalam lima semester.

Grafik IP Mahasiswa per Semester
Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa pada semester awal (semester I) dimana kegiatan kaderisasi umumnya berlangsung justru nilai IP semester mahasiswa berada pada puncak tertinggi. IP tersebut cenderung menurun pada semester kedua dan menurun drastis pada semester ketiga. Dan mengalami kenaikan secara signifikan pada semester-semester berikutnya. Hal tersebut membuktikan bahwa ternyata kegiatan kaderisasi tidak berdampak negatif terhadap indeks prestasi mahasiswa. Justru yang seharusnya menjadi sorotan ialah kurikulum pendidikan yang berlaku pada sistem pengajaran. Sebab yang terjadi selama ini justru sistem pendidikan (kurikulum dan pengelolaan) yang kurang baiklah yang menjadi penyebab turunnya IP semester. Bahkan pernah terjadi mahasiswa meninggal karena mengalami kecelakaan lalu lintas akibat mengantuk setelah begadang mengerjakan tugas yang terlalu banyak dari mata kuliah. Sekarang, kalau yang menjadi permasalahan adalah waktu kaderisasi yang dianggap terlalu panjang (5 bulan). Lantas siapa yang berani menjamin kuliah 146 sks ditempuh dengan 8 semester adalah waktu yang paling efektif untuk pendidikan di Indonesia?

Dengan kaderisasi yang baik diharapkan mahasiswa ke depan mampu me-manage dirinya dengan baik sehingga dapat mengatasi segala permasalahan akademik dengan tidak meninggalkan aktivitas lain di luar akademik, seperti organisasi/lembaga mahasiswa, olahraga, dan seni. Salah satu parameter keberhasilan kaderisasi ialah terwujudnya mahasiswa yang aktif dalam organisasi/lembaga mahasiswa termasuk biro dan UKM yang menaungi kegiatan non akademis mahasiswa. Berdasarkan pengamatan sederhana di lapangan ditemukan bahwa mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan ternyata mempunyai kemampuan lebih dalam hal akademik serta memiliki prestasi yang dapat dibanggakan. Berikut disajikan data perbandingan sederhana mengenai prestasi mahasiswa dengan kaderisasi yang didukung semua pihak dengan yang tidak didukung. Kata didukung mengarah pada dukungan birokrasi dalam kegiatan kaderisasi, artinya belum ada hambatan bagi pelaksanaan kaderisasi mahasiswa. Sampel data ini adalah salah satu jurusan di Fakultas Teknik Undip.

Parameter
(Dalam 4 semester awal)
Mahasiswa Kaderisasi 5
Bulan (Sistem Lama)
Mahasiswa Kaderisasi 3
Bulan (Sistem Baru)
IPK
3,18
3,06
Aktif dalam organisasi mahasiswa
67/129
44/122
Peserta ajang bergengsi internasional
7/129
3/122
Peraih award mahasiswa berprestasi
2/129
1/122
Penerima beasiswa unggulan
6/129
-

Berdasarkan data tersebut terlihat dengan jelas bahwa manfaat kaderisasi dapat dirasakan secara signifikan melalui data kuantitatif, selain ukuran secara kualitatif. Oleh sebab itu, diharapkan kaderisasi di lingkungan FT Undip tetap didukung dan mendapat perhatian dengan baik. Jangan sampai terkesan tidak ada yang mau bertanggung jawab atas resiko yang ada, mau buahnya tetapi tidak mau getahnya. Tidak ada suatu sistem terbaik tetapi selalu ada sistem yang lebih baik dari sistem sebelumnya, begitupun termasuk kaderisasi mahasiswa di Fakultas Teknik Undip. Oleh sebab itu, perlu adanya monitoring dan evaluasi setiap saat untuk proses continuous improvement agar sistem kaderisasi bagi mahasiswa menjadi lebih baik setiap waktu untuk Undip yang siap bersaing di era global.

Oleh
Muhdam Azhar,
Staff PSDM HMTI Undip 2010
Sekretaris Umum HMTI Undip 2011
Litbang PSDM BEM FT Undip 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar