Senin, 08 Juli 2013

Tuhan Memberikan Keistimewaan Bagi Kita

Tentu tidak asing bagi kita ketika mendengar nama Raden Saleh, pelukis keturunan ningrat Jawa yang besar di Semarang ini telah banyak menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Cerita yang paling terkenal adalah ketika lukisan bunganya dihinggapi seekor kupu-kupu karena betapa indah dan kelihatan nyata lukisan tersebut. Beliau juga memanfaatkan keahlian melukisnya untuk mengritik kerajaan Hindia Belanda dalam tragedi penangkapan Pangeran Diponegoro, meskipun pada waktu itu Raden Saleh tinggal di dalam lingkungan kerajaan Belanda. Kata khalayak masa itu, Raden Saleh memang terlahir sebagai seorang pelukis.

Ya, setiap orang lahir di dunia dengan garis takdirnya masing-masing. Selain memberikan kekurangan, yang menunjukkan ketidaksempurnaan manusia, Tuhan juga memberkati kita dengan berbagai kelebihan yang dapat diasah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kemampuan itulah yang kita kenal dengan bakat. Bakat adalah karunia dari Tuhan yang melekat dalam diri kita. Bakat atau kemampuan itu dapat berupa seni, olah raga, akademik, kepemimpinan, dan lainnya.

Seorang Albert Einstein misalnya memilih hidup berkutat dengan penelitian ilmiah, maka terciptalah banyak teori dari kepalanya, seperti teori relativitas yang melegenda. Jalan yang dipilih Einstein tentu berbeda dengan apa yang dipilih Soekarno dengan kepemimpinan dan politik marhaenisme-nya, Budi Hartono dengan keahliannya dalam bidang bulu tangkis atau Cristiano Ronaldo dalam bermain bola, James Gwee atau Mario Teguh sebagai seorang motivator, apalagi Leonardo da Vinci dan Raden Saleh dalam melukis. Namun, tentu Einstein sampai sekarang pun bangga dengan jalan yang telah dia pilih. Dia tak perlu menjadi Soekarno, Budi Hartono atau James Gwee untuk menunjukkan siapa dirinya. Dia cukup menjadi dirinya sendiri dan fokus terhadap apa yang dia miliki untuk menjadi berarti bagi dunia.

Ketidakmampuan kita akan sesuatu terkadang menjadi penghalang bagi kita untuk melangkah maju. Kita tidak cukup percaya diri dengan apa yang kita punya. Bahkan lebih parahnya kita tidak mengetahui apa saja kepunyaan kita. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengenal terlebih dahulu siapa diri kita dan apa saja yang kita miliki. Tak perlu kita minder dan merasa tidak puas, sebab Tuhan telah menggariskan kita dengan bekal yang cukup. Hanya waktu dan kegigihan kita untuk menjadikan kepunyaan kita menjadi lebih dari berharga.

Salah satu hal yang juga berpengaruh terhadap kemampuan diri kita adalah lingkungan kita. Lingkungan tersebut dapat menjadi pendukung atau bahkan menjadi penghambat bagi kita untuk berkembang. Salah satu contoh penghambat bagi perkembangan kita adalah pandangan remeh dari sekitar. Caci dan makian orang-orang terkadang justru membuat kita semakin loyo dan tidak percaya diri. Namun, sekarang saatnya bangkit. Kita harus tetap bersyukur atas segala yang telah Tuhan beri. Katakan kepada orang-orang yang suka meremehkan kita, “Tidak perlu kita cari-cari apa yang orang lain dapat lakukan untuk dunia, tetapi tanyakan kepada diri kita sendiri apa yang bisa kita lakukan untuk dunia”. Hidup ini sederhana, semudah kita bercermin, melihat apa yang ada pada diri sendiri, sebelum aktif menyoroti orang lain.

Tuhan sangatlah adil, Dia menciptakan manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing agar keberadaannya saling melengkapi. Jangan pernah memaksakan setiap orang harus sama. Jangan suka menilai orang dengan parameter yang kita punya. Setiap orang mempunyai kelebihan masing-masing, setiap orang mempunyai minat dan bakat masing-masing, dan setiap orang mempunyai kapabilitas dan kapasitasnya masing-masing. Kita pun tak perlu menjadi sama dengan orang lain untuk dianggap hebat. Banyak profesi di dunia ini dan semuanya tak dapat dikerjakan oleh satu orang. Ingat, seorang dokter bedah saja tetap membutuhkan dokter yang lain ketika ia harus dioperasi.

Mengenali potensi diri dan bekerja keras mengasahnya adalah kunci keberhasilan seseorang. Dan perjuangan untuk meraihnya tidaklah mudah, banyak tantangan dan rintangan. Namun, dengan perjuangan dan kerja keras semua mimpi besar akan tercapai. Seperti perjuangan keras Muhammad Alfatih sehingga mampu menaklukkan Konstantinopel. Man jadda wa Jada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.

Tuhan memberikan keistimewaan bagi setiap hambaNya. Ada yang pandai melukis, menari, bermain bola, menulis, berpidato, dan lain sebagainya. Setiap orang telah dibekali keistimewaan tersebut untuk diasah dan baginya dijadikan modal untuk berkarya. Dan Tuhan tak pernah memaksa kita akan memilih jalan yang mana, sebab selain memberikan bakat, Tuhan juga memberikan minat sebagai penytimulus kemampuan kita. Kita tidak perlu ragu dan minder. Kita tak perlu menjadi orang lain untuk dikenal. Kita hanya butuh menjadi diri sendiri dan berbangga hati serta bekerja keras untuk membuatnya berarti. Dan tetap selalu rendah hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar